Toleransi dan Diskursus Post-Sekularisme
Abstract
Keywords: Passive tolerance, active tolerance, secularization, postsecularism,public reason,religion
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tulisan ini memperkenalkan dua jenis toleransi yakni toleransi pasif dan toleransi aktif atau autentik. Toleransi pasif bersifat vertikal dan tampak dalam sikap terpaksa membiarkan yang lain hidup karena realitas sosial yang plural. Di sini toleransi adalah hadiah dari penguasa dan setiap saat dapat dicabut kembali jika kaum minoritas melanggar sejumlah ketentuan. Toleransi aktif atau autentik mengiakan hak hidup atau keberadaan, kebebasan dan kehendak yang lain sebagai yang lain untuk berkembang. Prinsip toleransi ini sesuai dengan kondisi masyarakat demokratis dan plural kontemporer yang diwarnai potensi konflik lantaran perbedaan konsep good life. Tulisan ini akan menunjukkan bahwa konsep toleransi autentik merupakan konsep yang cocok dengan kondisi masyarakat post-sekular yang ditandai dengan menguatnya peran publik agama- agama.
Kata-kata kunci: Toleransi pasif, toleransi aktif, sekularisasi, postsekularisme,nalar publik, agama
Full Text:
PDFReferences
Forst, Rainer. Das Recht auf Rechtfertigung. Elemente einer konstruktivistischen Theorie der Gerechtigkeit. Frankfurt am Main: Suhrkamp, 2007.
Goethe, Johann Wolfgang. “Maximen und Reflexionen“. Dalam: Werke, Bd. 6, Frankfurt am Mein:Suhrkamp, 1981.
Habermas, Jürgen. Die Einbeziehung des Anderen. Frankfurt am Mein:Suhrkamp Verlag, 1996.
______________. Glaube und Wissen, Frankfurt am Mein: Suhrkamp, 2001.
______________. Zwischen Naturalismus und Religion. Frankfurt am Mein: Suhrkamp 2005.
______________. Ein Bewußtsein von dem, was fehlt, hg. von Michael Reder/Joseph Schmidt. Frankfurt am Mein: Suhrkamp Verlag, 2008.
Hardiman, Budi F. “Post-Sekularisme”. Kompas, 7 Juni 2016.
Herdtle, Claudia dan Thomas Leeb (ed.). Toleranz. Texte zur Theorie und politischen Praxis. Stuttgart: Reclam, 1987.
Hilmy, Masdar. “Memperkuat Toleransi Beragama”, Kompas, 10 September 2016.
Höffe, Otfried. Wirtschaftsbürger, Staatsbürger, Weltbürger. Politische Ethik im Zeitalter der Globalisierung. München: C.H. Beck Verlag, 2004.
____________. Kritik der Freiheit. Das Grundproblem der Moderne. München: C.H. Beck Verlag, 2015.
Kleden, Ignas. Masyarakat Post Sekular: Relasi Akal dan Iman serta Tuntutan Penyesuaian Baru. Ceramah dalam rangka Studium Generale Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 16 Agustus 2010.
Küng, Hans. “Leitlinien zum Weiterdenken”. Dalam: Hans-Martin Schoenherr-Mann. Miteinder Leben Lernen. München: Piper Verlag 2008.
Lutz-Bachmann, Mathias. “Die postsäkulare Konstelation: Öffentliche Vernunft, Religion und Wissenschaft“, in: Mathias Lutz-Bachmann (ed.). Postsäkularismus. Zur Diskussion eines umstrittenen Begriffs.Frankfurt am Mein: Campus Verlag, 2015.
Madung, Otto Gusti. “Etos Global dan Dialog Peradaban”. Kompas 27 Februari 2010.
Rawls, John. Politischer Liberalismus. Frankfurt am Main: Suhrkamp, 1998.
Ulfig, Alexander. Lexikon der philosophischen Begriffe. Wiesbaden: Fourier Verlag, 1999.
Weber, Max. “Die protestantische Ethik und der Geist des Kapitalismus”. Dalam Gesammelte Aufsätze zur Religionssoziologie. Tübingen: Mohr Siebeck Verlag, 1988.
DOI: http://dx.doi.org/10.31385/jl.v15i2.39.305-322
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright© 2015 JURNAL LEDALERO This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero Jalan Trans Maumere-Ende - Sikka - Flores - Nusa Tenggara Timur - Indonesia Telp/Fax: 0382 2426535